Halaman

Jumat, 18 November 2011

Di Balik Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir




Danau toba, pulau samosir, siapa yang tak kenal tempat wisata ini, khususnya untuk Sumatra utara. Wisata yang memiliki kisah legenda, dan tentunya merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose, dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km3, dengan 800 km3 batuan ignimbrite dan 2.000 km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Bahkan, debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.



kejadian ini menyebabkan kematian missal dan banyaknya terjadi kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia saat itu, bahkan letusan super ini juga menyebabkan terjadinya zaman es walaupun para ahli masih ada perdebatan. Tentunya sungguh bencana yang sangat tak terduga. Setelah letusan itu, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan sekarang terkenal menjadi danau toba, dengan tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
letusan yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu, dan kini menjadi tempat orang bermukim, tempat wisata yang selalu menjadi daya tarik, yang selalu dikembangkan agar tetap selalu ada, dan pastinya adat istiadat batak yang masih sangat kental.

Danau toba, pulau samosir adalah tempat asalnya suku batak toba, dan mereka juga sangat masih menjaga adat istiadat. Dari mulai bahasa, acara pernikahan, acara kematian, bahkan mereka masih juga meyakini bahwa roh leluhur masih berperan dalam kehidupan mereka, karena bagi mereka, roh leluhur selalu memantau kehidupan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, mereka juga menggelar ritual hamomion supaya roh leluhur senantiasa memberikan kemakmuran dan ketentraman bagi keturunannya, namun seiring masuknya agama Kristen yang dibawa para misionaris pada masa penjajahan Belanda, kepercayaan animism dan dinamisme yang dianut masyarakat Toba perlahan bergeser hingga akhirnya ditinggalkan sama sekali.

Tak terlepas dari cerita rakyat, bahwa danau toba yang ditengah-tengahnya terdapat pulau samosir merupakan sebuah legenda. Cerita itu, seorang laki-laki yang menikahi jelmaan ikan, yang berubah menjadi seorang wanita cantik, yang akhirnya mereka memiliki anak laki-laki yang sangat manja, suka menolak perintah ibunya. Pada suatu hari, dengan terpaksa anak laki-laki itu menghantarkan makan siang untuk ayahnya yang ada di lading, dengan terlebih dahulu memakan makan siang ayanhnya, yang membuat puncak kemarahan ayahnya, dan membongkar sebuah rahasia antara ibu dan ayahnya, bahwa sang ayah memarahi anaknya dan mengatakan bahwa anak laki-laki itu adalah keturunan dari ibu jelmaan ikan. Saat itu juga, sang anak menangis dan mengadukan amarah serta ucapan ayahnya pada ibunya, dalam waktu singkat, sang ibu meyuruh anaknya untuk pergi mencari bukit, tempat yang paling tinggi, dan sang ibu berdiri sambil menangis di pinggir sungai dekat rumah mereka, kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar, sesaat kemudian sang ibu melompat kesungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan yang besar, sungai itu pun banjir dan hujan yang sangat lebat, air sungai meluap-luap. Sang ayah yang bernama toba, tak bisa menyelamatkan diri, ia mati tenggelam oleh genangan air. Air semakin meluas dan terbentuk lah danau yang besar yang bernama danau toba, sedangkan pulau kecil ditengah-tengahnya bernama pulau samosir.

Legenda danau toba ini selalu diingat orang, dan danau toba yang menarik untuk didatangi memang memilki daya tarik yang unik, dan memilki daya tarik kerinduan khususnya orang batak toba, ataupun keturunan batak toba yang memang sudah tidak tinggal disana lagi.

Tentunya untuk mencapai ke danau toba ada beberapa alternative, dari kota medan bisa menuju parapet dengan lama perjalanan 5 jam. Dan alternatif kedua dengan menggunakan kereta api, perjalanan menuju pemantang siantar atau tebing tinggi, dari sini bisa menggunakan taxi untuk sampai ke parapat. Dan alternative lain dari asahan, melewati sigura-gura, bisa menuju parapat. Pemandangan yang sangat eksotis, ketika naik ferry menuju pulau samosir, suasana yang sejuk, hamparan danau toba yang hijau, bisa menikmati batu gantung yang juga memiliki legenda sendiri, yang kadang membuat bulu kuduk merinding saat ferry melintasi bawah batu gantung tersebut.

Yah, danau toba, semoga selalu hijau, sejuk dan selalu dirindukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar